Mengapa Mengatur Keuangan Itu Penting?

Keuangan56 Views

 Penting Mengatur Keuangan, Pernah nggak sih, kalian merasa gaji bulanan habis begitu saja tanpa tahu kemana larinya? Dulu, saya sering banget merasa bingung begitu melihat saldo rekening setelah gajian. Mungkin kamu juga pernah ngalamin hal yang sama, kan? Ada banyak hal yang ingin dibeli, ditambah lagi dengan berbagai pengeluaran yang sepertinya nggak terduga. Setelah itu, rasanya seperti uang menguap begitu saja.

Dulu, saya sering sekali beranggapan kalau mengatur keuangan itu sulit. Banyak banget yang harus dipikirkan, mulai dari menabung, cicilan, kebutuhan sehari-hari, sampai uang darurat. Tapi setelah belajar dan mencoba beberapa hal, akhirnya saya sadar: mengatur keuangan itu sebenarnya lebih sederhana daripada yang saya kira.

Jadi, dalam artikel ini, saya ingin berbagi beberapa cara praktis yang saya gunakan untuk mengatur keuangan pribadi agar tidak boros dan lebih hemat. Tentu saja, ini nggak akan menghilangkan semua godaan untuk belanja, tapi paling nggak bisa membuat kita lebih sadar dengan keputusan-keputusan keuangan yang kita ambil.

Mengatur Keuangan

1. Mulailah dengan Menyusun Anggaran

Salah satu hal pertama yang saya lakukan untuk mengatur keuangan pribadi adalah membuat anggaran bulanan. Awalnya, saya cuma asal catat pengeluaran dan pemasukan. Tapi setelah beberapa bulan, saya mulai merasa kalau angka-angka yang tercatat itu nggak mencerminkan situasi keuangan saya yang sebenarnya. Itu karena saya nggak punya kategori yang jelas, jadi semuanya bercampur aduk.

Saya pun mulai membuat anggaran yang lebih terstruktur. Berikut langkah-langkah yang saya lakukan:

  • Pemasukan: Tentu saja, ini adalah langkah pertama. Saya tulis berapa banyak uang yang saya terima dalam sebulan, baik itu dari gaji, usaha sampingan, atau sumber lain.
  • Pengeluaran: Setelah itu, saya bagi pengeluaran saya ke beberapa kategori seperti makan, transportasi, hiburan, belanja kebutuhan rumah, dan sebagainya. Yang saya lakukan di sini adalah berusaha agar tidak ada kategori yang terlalu besar. Misalnya, saya batasi pengeluaran untuk makan di luar supaya nggak kebablasan.
  • Menabung dan Investasi: Selain itu, saya selalu menyisihkan minimal 10% dari pemasukan saya untuk ditabung atau diinvestasikan. Kalau tidak ditulis, biasanya saya jadi lupa dan uang tersebut menguap begitu saja.

Bagi saya, anggaran ini bukan hanya soal hitung-hitungan. Ini tentang sadar akan kebiasaan belanja yang kadang nggak terkontrol. Anggaran membantu saya tetap berada di jalur yang benar, apalagi kalau pengeluaran sudah mulai terasa lebih besar dari pendapatan.

2. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan

Setelah menyusun anggaran, tantangan berikutnya adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Ini mungkin terlihat sederhana, tapi menurut saya, ini adalah salah satu bagian paling sulit dari mengatur keuangan pribadi.

Contohnya, ketika ada promo di marketplace, rasanya hampir nggak bisa ditahan untuk membeli barang yang “gak terlalu penting” tapi rasanya sayang banget kalau dilewatkan. Saya sering banget jatuh ke dalam perangkap ini. Namun, lama-lama saya sadar bahwa saya harus lebih bijak dalam memilih apa yang benar-benar diperlukan.

Saya mulai menerapkan aturan 30 hari. Artinya, jika saya ingin membeli sesuatu yang harganya cukup mahal dan bukan barang yang langsung saya butuhkan, saya akan menunggu selama 30 hari. Jika setelah 30 hari saya masih merasa butuh, baru saya beli. Kalau nggak, biasanya saya sudah lupa dan merasa kalau barang tersebut nggak begitu penting.

Contoh lain, saya dulu sering kali tergoda untuk membeli makanan cepat saji karena praktis dan enak. Tapi akhirnya, saya mulai lebih sering memasak di rumah. Selain lebih hemat, saya juga jadi lebih sadar akan apa yang saya makan, jadi tubuh saya juga jadi lebih sehat.

3. Gunakan Metode 50/30/20

Metode ini saya temukan saat mencari cara mengatur keuangan yang lebih efektif. Intinya, pembagian uang kita dalam tiga kategori: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi.

Awalnya, saya merasa ragu karena kedengarannya cukup ketat. Tapi setelah mencobanya, ternyata metode ini sangat membantu. Saya jadi lebih mudah menilai apakah pengeluaran saya sudah sesuai dengan porsinya atau tidak.

Misalnya, kalau saya menghabiskan lebih dari 50% untuk kebutuhan pokok, saya langsung sadar kalau saya harus mencari cara untuk mengurangi pengeluaran di kategori lain. Sebaliknya, kalau saya menghabiskan lebih dari 30% untuk keinginan, itu tandanya saya mulai boros dan perlu mengontrol diri.

4. Gunakan Aplikasi Keuangan

Di zaman serba digital ini, menggunakan aplikasi keuangan bisa banget membantu kita memantau pemasukan dan pengeluaran dengan lebih mudah. Dulu, saya selalu mencatat pengeluaran secara manual di buku catatan. Namun, hal itu terkadang bisa terlupakan. Sekarang, saya menggunakan aplikasi yang memungkinkan saya memantau semua pengeluaran secara otomatis dan mengingatkan saya kalau ada tagihan yang harus dibayar.

Beberapa aplikasi juga punya fitur untuk membantu kita membuat anggaran dan membaginya ke dalam kategori. Saya bisa dengan mudah mengecek apakah saya sudah sesuai dengan anggaran atau harus mengurangi pengeluaran di kategori tertentu.

5. Belajar Menabung Sejak Dini

Menabung seharusnya bukan sesuatu yang baru dimulai ketika sudah ada masalah keuangan. Salah satu hal yang paling saya sesali adalah baru mulai menabung setelah beberapa tahun bekerja. Padahal, kalau sejak awal saya sudah terbiasa menabung, kondisi keuangan saya mungkin jauh lebih baik.

Buat saya, menabung adalah kebiasaan yang harus ditanamkan sejak dini. Saya mulai dengan menabung sedikit-sedikit, misalnya 5% dari penghasilan. Setelah itu, saya perlahan-lahan meningkatkan persentasenya seiring berjalannya waktu. Selain itu, saya juga mulai berinvestasi dengan memilih instrumen yang aman dan sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang.

6. Investasi Itu Penting

Saya tahu, banyak orang yang merasa ragu untuk berinvestasi, terutama jika mereka belum paham betul soal dunia investasi. Tapi setelah beberapa tahun, saya akhirnya memutuskan untuk belajar lebih banyak tentang investasi. Awalnya memang agak takut-takut, tapi setelah saya pelajari lebih lanjut, saya jadi tahu mana investasi yang cocok dengan profil risiko saya.

Berinvestasi, baik dalam saham, reksa dana, atau properti, bisa memberikan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan hanya menabung di bank. Tentu saja, ada risiko yang harus diperhitungkan, tapi kalau kita melakukannya dengan bijak, keuntungan jangka panjangnya bisa luar biasa.

7. Evaluasi Keuangan Setiap Bulan

Setiap akhir bulan, saya selalu mengevaluasi keuangan saya. Saya cek apakah saya sudah mencapai tujuan keuangan yang saya tetapkan atau tidak. Jika ada kategori yang pengeluarannya terlalu banyak, saya akan berusaha menguranginya di bulan berikutnya.

Selain itu, saya juga memperbarui anggaran berdasarkan kebutuhan yang berubah. Misalnya, jika saya mendapatkan gaji lebih atau ada pengeluaran yang tidak terduga, saya akan menyesuaikan anggaran agar tetap seimbang.

Mengatur keuangan pribadi memang bukan hal yang mudah, tapi dengan beberapa langkah sederhana, kita bisa mulai mengontrol pengeluaran dan menabung untuk masa depan. Kuncinya adalah disiplin, kesadaran, dan konsistensi dalam menjalankan anggaran.

Saya tahu, terkadang godaan belanja atau pengeluaran yang tidak terduga bisa sangat mengganggu, tapi dengan beberapa tips di atas, kita bisa lebih bijak dalam mengelola keuangan. Ingat, keuangan yang sehat bukan hanya soal berapa banyak uang yang kita punya, tapi bagaimana kita mengelolanya dengan baik. Jadi, ayo mulai sekarang juga dan lihat perbedaannya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *